H-1 Menjelang Tahun Baru Imlek 2025: Geliat Perdagangan Pernak-pernik di Toboali Mulai Diburu
Menjelang Tahun Baru Imlek 2025, suasana di pusat perdagangan pernak-pernik Imlek di Kota Toboali mulai ramai. Warga keturunan Tionghoa tampak antusias berburu aksesori dan perlengkapan untuk menyambut tahun baru ini. Namun, di tengah keramaian tersebut, para pedagang justru mengeluhkan penurunan omzet yang cukup signifikan dibanding tahun sebelumnya.
Salah seorang penjual pernak-pernik Imlek, Eka Wijaya, mengungkapkan bahwa meski tokonya mulai ramai dikunjungi pembeli, pendapatan dari penjualan pernak-pernik mengalami penurunan drastis. Eka menyebut, omzet yang biasanya mencapai Rp20 juta pada tahun-tahun sebelumnya, kini hanya menyentuh angka Rp10 juta. Penurunan ini bahkan sudah berlangsung selama dua tahun terakhir.
“Penjualan tahun 2025 ini menurun dibandingkan tahun 2024 kemarin. Omzet biasanya mencapai Rp15 juta sampai Rp20 juta, tapi sekarang hanya setengahnya,” ujar Eka pada Selasa (28/1/2025).
Eka menambahkan bahwa biasanya para pembeli mulai ramai mendatangi tokonya dua pekan sebelum perayaan Imlek. Namun, tahun ini pembeli baru berdatangan menjelang H-7 hingga H-2 sebelum perayaan. Selain itu, jumlah barang yang dibeli juga tidak sebanyak tahun lalu.
Adapun barang-barang yang paling banyak diburu warga meliputi lampion, amplop angpau, jimat pintu, hingga gaharu untuk sembahyang. Barang-barang ini menjadi kebutuhan utama dalam ritual dan perayaan Imlek. “Harga barang bervariasi, seperti lampion yang dijual Rp370 ribu, amplop angpau ukuran besar Rp20 ribu, dan ukuran kecil Rp2 ribu,” jelas Eka.
Menurut Eka, lesunya daya beli masyarakat kemungkinan besar dipengaruhi oleh kondisi ekonomi Bangka Belitung yang tengah melemah. Harga komoditas timah yang menjadi penopang utama perekonomian warga anjlok, ditambah kasus mega korupsi tata niaga timah yang menyeruak beberapa tahun terakhir, turut memberikan dampak buruk.
“Penurunan daya beli ini mungkin karena lesunya ekonomi pasca turunnya harga timah. Kondisi ini membuat warga lebih berhati-hati dalam mengeluarkan uang,” kata Eka. (tvribabel.com/rizaldo)