Kelangkaan Gas Melon di Pangkalpinang, Warga Terpaksa Beli di Toko Kelontong
Warga Air Itam, Pangkalpinang, Mengungkapkan Keluh Kesahnya Terkait Sulitnya Mendapatkan Gas Melon Di Pangkalan Resmi. Ia Mengaku Kerap Kali Kehabisan Stok Di Pangkalan Karena Kuota Gas Yang Cepat Habis. Alhasil, Ia Pun Terpaksa Membeli Gas Di Toko Kelontong Meskipun Harganya Jauh Lebih Mahal.
“Di Pangkalan Sering Habis, Dan Kalau Mau Antri Waktunya Tidak Menentu. Kadang Saya Kerja, Jadi Tidak Sempat. Jadi Ya Terpaksa Beli Di Toko Kelontong Meskipun Harganya Lebih Mahal, Karena Stoknya Lebih Pasti Ada,” Ujar Ulul (35), Senin (27/1/2025).
Ulul Juga Mengungkapkan Bahwa Di Pasar Air Itam, Sejumlah Pedagang Menjual Gas Melon Dengan Harga Yang Lebih Tinggi Dari Harga Resmi. Gas Melon Yang Seharusnya Dijual Dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp18 Ribu, Di Tingkat Pedagang Dijual Mencapai Rp35 Ribu.
“Memang Berat, Tapi Daripada Tidak Ada Gas Di Rumah, Kita Jadi Tidak Bisa Masak. Mau Gimana Lagi,” Tambah Ulul.
Menyikapi Hal Tersebut, Ulul Berharap Agar Pihak Pemerintah Daerah Dan Instansi Terkait Dapat Memperketat Pengawasan Terhadap Distribusi Gas Melon. Ia Juga Menyoroti Perlunya Sanksi Tegas Bagi Pangkalan Yang Kedapatan Menjual Gas Ke Pengecer Atau Toko Kelontong Yang Menjual Dengan Harga Lebih Tinggi.
“Kami Hanya Ingin Agar Gas Elpiji Ini Mudah Didapat Dengan Harga Yang Sesuai HET, Supaya Masyarakat Kecil Tidak Terbebani,” Harapnya.

Pengetatan Distribusi Gas
Sementara Itu, Kepala Operasional PT. Usaha Mulia Karya Mandiri, Agen LPG 3 Kg Bersubsidi, Roni, Menanggapi Keluhan Tersebut Dengan Menjelaskan Bahwa Pihaknya Semakin Memperketat Penyaluran Gas Ke Pangkalan Resmi. Tujuannya Adalah Untuk Memastikan Distribusi Gas Bersubsidi Ini Tepat Sasaran Dan Tidak Jatuh Ke Tangan Pengecer Atau Toko Kelontong.
“Kami Rutin Mengingatkan Pangkalan Agar Tidak Menjual Gas Ke Pengecer. Berdasarkan SK Gubernur Bangka Belitung 2021, Pengecer Di Wilayah Ini Sudah Ditiadakan. Gas Harus Disalurkan Langsung Dari Pangkalan Ke Masyarakat,” Jelas Roni.
Roni Juga Menanggapi Kabar Yang Beredar Mengenai Kelangkaan Gas Di Pangkalpinang. Menurutnya, Yang Terjadi Bukanlah Kelangkaan, Melainkan Keterlambatan Suplai Gas Selama Dua Hari.
“Bukan Kelangkaan, Hanya Keterlambatan Suplai. Biasanya Kami Suplai Hari Senin, Namun Minggu Lalu Baru Bisa Dilakukan Pada Hari Selasa, Karena Truk Pengangkut Kami Tiba Di Gudang Pada Malam Hari. Kami Tidak Melakukan Penyaluran Malam Hari Untuk Menghindari Ketidakefisienan,” Jelas Roni.
Ia Menambahkan Bahwa Pihaknya Selalu Melakukan Pemeriksaan Kualitas Gas Di Gudang Sebelum Distribusi Dilakukan Ke Pangkalan. Ini Bertujuan Untuk Memastikan Tidak Ada Tabung Gas Yang Bocor Atau Tidak Layak Edar.
“Penyaluran Malam Hari Justru Sering Bermasalah, Karena Pangkalan Yang Berada Di Gang-Gang Sempit Sering Kesulitan Mengatur Distribusi. Bahkan Sering Ada Tabung Gas Yang Hilang. Jadi, Kami Atur Penyaluran Pada Waktu Yang Lebih Aman Dan Efisien,” Kata Roni.
Dengan Langkah-Langkah Pengetatan Ini, Roni Berharap Agar Distribusi Gas Melon Di Pangkalpinang Bisa Berjalan Lebih Teratur, Sehingga Masyarakat Bisa Mendapatkan Gas Dengan Harga Yang Sesuai HET Di Pangkalan Resmi Tanpa Harus Membeli Dengan Harga Tinggi Di Toko Kelontong. (tvribabel.com/rizaldo)