Perayaan Imlek 2025, Tahun Ular Kayu: Momen Kebersamaan dan Harapan Baru di Belitung Timur
Perayaan Imlek merupakan momen penting yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat etnis Tionghoa di seluruh dunia, termasuk di Belitung Timur. Tahun 2025 ini, masyarakat Tionghoa menyambut Tahun Baru Imlek dengan optimisme, karena tahun ini disebut sebagai Tahun Ular Kayu, yang diyakini membawa energi positif serta peluang untuk perubahan yang lebih baik.
Menurut Jimmy Tjong, anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur yang juga merupakan keturunan Tionghoa, Tahun Ular Kayu memberikan kesempatan untuk membangun kolaborasi dan sinergitas. “Tahun Baru 2025 ini merupakan Tahun Ular Kayu yang memiliki banyak peluang untuk perubahan positif. Tentunya kita menyambutnya dengan optimisme dan semangat baru. Semoga kita semakin bersinergi untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat Beltim,” ungkapnya beberapa waktu lalu.
Selain itu, Jimmy Tjong juga memaknai perayaan Imlek sebagai momen istimewa untuk berkumpul bersama keluarga dan bersilaturahmi dengan kerabat, teman, serta masyarakat. “Momen ini merupakan momen kebahagiaan karena bisa merayakan Imlek secara bersama-sama. Mari terus kita rawat kebersamaan dan keberagaman ini,” tambahnya.
Dalam tradisi Imlek, terdapat berbagai simbol yang penuh makna, seperti pemberian angpau yang melambangkan keberuntungan dan doa, dekorasi serba merah yang menjadi simbol kebahagiaan dan keberuntungan, serta jeruk mandarin yang juga dianggap membawa berkah. Momen perayaan ini semakin bermakna karena menjadi ajang berkumpul dengan keluarga dan handai taulan.
Hal senada juga disampaikan oleh Anggota DPR RI Dapil Provinsi Babel, Rudianto Tjen. Menurutnya, Tahun Baru Imlek mengajarkan pentingnya menjaga keharmonisan antar umat beragama, berbagi kebaikan, dan memulai tahun dengan energi baru. “Saya mengajak masyarakat untuk terus menjaga persaudaraan umat beragama dan senantiasa memperkuat toleransi. Hal ini mengingat banyak tantangan yang dihadapi. Semoga Tahun Ular Kayu dapat membawa kesabaran, kebijaksanaan, dan kesuksesan,” ujar Rudianto Tjen saat dihubungi, Rabu (29/1).
Sementara itu, di Kelenteng Dharma Suci Manggar, umat Tionghoa di Belitung Timur turut merayakan Imlek dengan melakukan sembahyang dan doa untuk kesuksesan, kesehatan, dan kebahagiaan. Salah satunya, Lily (40), seorang warga Beltim, yang setiap Tahun Baru Imlek bersama keluarganya mengelilingi vihara di Beltim untuk sembahyang bersama. “Tiap Tahun Baru Imlek kami sekeluarga mendatangi 5 (lima) kelenteng besar di Beltim untuk sembahyang agar selalu diberkati kehidupan kami,” ungkapnya.
Menurut Lily, Tahun Ular Kayu merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan pencapaian dan merencanakan masa depan dengan semangat baru, sehingga setiap orang diharapkan dapat meraih kesuksesan, kesehatan, dan kebahagiaan di tahun yang baru ini.
Dengan penuh harapan dan kebersamaan, masyarakat Belitung Timur menyambut Tahun Ular Kayu 2025, berharap agar tahun ini membawa berkah dan keberuntungan bagi seluruh umat, serta memperkuat sinergi antar sesama. (tvribabel.com/rizaldo)