Warga Tionghoa di Belitung Gelar Persembahyangan Malam Imlek 2576 Kongzili
Warga keturunan Tionghoa di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, melaksanakan kegiatan persembahyangan pada malam Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili sebagai wujud rasa syukur dan harapan untuk tahun yang lebih baik.
“Pada malam Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili kami melaksanakan kegiatan sembahyang malam Imlek,” ujar tokoh masyarakat Tionghoa Belitung, Ayie Gardiansyah, di Tanjungpandan, Selasa (28/1) malam.
Menurut Ayie, masyarakat Tionghoa setempat melaksanakan sembahyang malam Imlek di dua lokasi, baik di kelenteng maupun vihara yang tersebar di wilayah tersebut. Sehari sebelumnya, mereka juga melaksanakan persembahyangan untuk para leluhur sebagai bagian dari tradisi turun-temurun.
“Sembahyang malam Imlek memiliki tujuan untuk mengucapkan rasa syukur sekaligus memanjatkan doa dan permohonan agar kehidupan menjadi lebih baik di tahun yang baru,” tambahnya.
Selain persembahyangan, masyarakat Tionghoa di Belitung juga menjalankan tradisi makan malam bersama keluarga besar. Tradisi ini mencerminkan keharmonisan dan kebersamaan dalam lingkungan keluarga.
“Makan malam bersama pada malam Tahun Baru Imlek adalah wujud keharmonisan dan kebersamaan dalam lingkungan keluarga,” katanya.
Pada keesokan harinya, masyarakat Tionghoa di Belitung melanjutkan perayaan dengan melakukan silaturahmi atau saling berkunjung ke rumah kerabat. Tradisi ini tidak hanya berlaku di kalangan warga Tionghoa, tetapi juga terbuka untuk semua kalangan sebagai bentuk kerukunan dan toleransi antarumat beragama.
“Tidak hanya bagi kalangan masyarakat Tionghoa saja, namun untuk semua kalangan sebagai bentuk kerukunan dan toleransi,” ujar Ayie.
Ia berharap Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili, yang bertepatan dengan tahun shio Ular Kayu, membawa keberuntungan dan kebaikan bagi seluruh masyarakat.
“Apalagi ini tahun shio Ular Kayu, kami meyakini akan membawa keberuntungan bagi seluruh masyarakat,” katanya. (tvribabel.com/rizaldo)